Admixture adalah suatu bahan berupa
bubuk atau cairan, yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama
pengadukan, dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonnya.
(Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton, SK SNI S-18-1990-03)
Admixture merupakan zat kimia
tambahan untuk memodifikasi sifat dari campuran beton seperti menaik-turunkan
nilai slump (workability), menentukan waktu pengerasan beton (seting
time), dan (penambah) air / water reducer.
1. TYPE A : Water
Reducer / Plasticizer
Jenis
admixture untuk mengurangi kuantitas air pada campuran beton. Hal
ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih tinggi, dengan tidak
mengurangi kekentalannya, atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama,
tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan dalam penuangan
(workability).
Berdasarkan
prosentase pengurangan jumlah air, plasticizer/water reducer dibedakan menjadi
3 macam:
a.
Normal water reducer : Penggunaan jenis ini mampu mengurangi air antara 5 –
10%.
b. Mid-range water reducer : Penggunaan jenis ini mengurangi air antara 10 – 15%.
c. High-range water reducer : Jenis ini biasa disebut superplasicizers, mampu mengurangi air antara 20 – 40%.
b. Mid-range water reducer : Penggunaan jenis ini mengurangi air antara 10 – 15%.
c. High-range water reducer : Jenis ini biasa disebut superplasicizers, mampu mengurangi air antara 20 – 40%.
2. TYPE B :
Retarder
Jenis
admixture untuk memperlambar waktu pengerasan / setting time beton. Biasanya
diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Proses
pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton dicampur
sampai penuangan (transportasi) memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu
ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini diantarannya berupa gula, sucrose,
sodium gluconate, glucose, citric acid, dan tartaric acid.
3. TYPE C :
Accelerator
Jenis
admixture untuk mempercepat waktu pengerasan / setting time beton. pencampuran
beton dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat tambahan yang digunakan
adalah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian, lebih dianjurkan menggunakan
yang nitrat, karena penggunaan khlorida dapat mempercepat terjadinya karat pada
penulangan.
4. TYPE D : Water
Reducer dan Retarder
Jenis
admixture yang mempunyai fungsi ganda; dapat mengurangi air serta memperlambat
waktu setting beton atau gabungan fungsi dari admixture type A dan type B.Pengaruhnya
pada beton adalah Kekuatan Tekan, Setting Time, dimana retarder menghambat
setting time beton.
5. TYPE E :
Water Reducer dan Accelerator
Water
Reducer dan Accelerator adalah bahan yang dapat mengurangi air serta
mempercepat waktu setting beton. Berikut pengaruhnya terhadap beton:
a.
Kekuatan. Pada saat accelerator mencapai peningkatan kekuatan awal beton,
pengaruh kekuatan beton dapat diabaikan. Jika bahan water reducing dicampur
accelerator, keuntungan kekuatan jangka panjang akan diapat berhubungan
langsung dengan penurunan rasio air-semen (a/s).
b.
Setting Time. Setting time beton yang mengandung accelerator lebih pendek daripada
beton biasa yang tidak mengandung accelerator. Pengaruh kalsium klorida pada
setting time lebih besar daripada kalsium format.
c.
Workability. Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit
peningkatan dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam workabilitas
dapat diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan water reducing.
d. Air
Entrainment . Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air
entrainment.
e.
Bleeding . Admixture accelerator tidak mempengaruhi bleeding.
f.
Panas Hidrasi. Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan dan
memberikan kenaikan temperature yang lebih besar daripada campuran bahan biasa.
Total panas hidrasi tidak mempengaruhi perubahan volume.
g.
Durability. Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity alamiah
yang diberikan beton dengan menggunakan semen portland, dengan demikian akan
memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam.
6. TYPE F :
Super Plasticizer
Bahan
kimia yang berfungsi mengurangi air sampai 12% atau bahkan lebih. Dengan
pemakaian bahan tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih
rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama atau diperoleh adukan dengan
kekentalan lebih encer dengan fakor air semen yang sama, sehingga kuat tekan
beton lebih tinggi. Superplasticizer adalah zat-zat polymer organik yang dapat
larut dalam air yang telah dipersatukan dengan menggunakan proses polymerisasi
yang komplek untuk menghasilkan molekul-molekul panjang dari massa molecular
yang tinggi.
Molekul-molekul
panjang ini akan membungkus diri mengelilingi partikel semen dan memberikan pengaruh
negatif yang tinggi sehingga antar partikel semen akan saling menjauh dan
menolak. Hal ini akan menimbulkan pendispersian partikel semen sehingga
mengakibatkan keenceran adukan dan meningkatkan workabilitas.
Superplasticizer
dapat memperbaiki workabilitas namun tidak terpengaruh besar dalam meningkatkan
kuat tekan betonuntuk faktor air semen yang diberikan. Namun kegunaan uperplasticizer
untuk beton mutu tinggi secara umum sangat berhubungan dengan pengurangan
jumlah air dalam campuran beton. Pengurangan ini tergantung dari kandungan air
yang digunakan, dosis dan tipe dari superplasticizer yang dipakai. (L.J.
Parrot, 1998).
Superplasticizer
tidak akan menjadikan “encer” semua campuran beton dengan sempurna, oleh
karenanya campuran harus direncanakan untuk disesuaikan.
Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan dosis superplasticizer secara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton. Larutan superplasticizer terdiri dari 40% material aktif. Ketika superplasticizer digunakan untuk mengurangi jumlah air, dosis yang digunakan adalah lebih besar, 5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton. (Neville, 1995) Menurut (Edward G Nawy, 1996). Superplasticizer dibedakan menjadi 4 jenis:
Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan dosis superplasticizer secara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton. Larutan superplasticizer terdiri dari 40% material aktif. Ketika superplasticizer digunakan untuk mengurangi jumlah air, dosis yang digunakan adalah lebih besar, 5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton. (Neville, 1995) Menurut (Edward G Nawy, 1996). Superplasticizer dibedakan menjadi 4 jenis:
a.
Koondensasi sulfonat melamin formaldehyde (SMF) dengan kandungan klorida
sebesar
b.
Sulfonat nafthalin formaldehid (SNF) dengan kandungan klorida yang dapat
diabaikan.
c.
Modifikasi l ignosulfonat tanpa kandungan klorida.
d.
Carboxyl acrylic ester copolymer . Keempat jenis bahan tambahan ini terbuat
dari sulfonat organik dan disebut superplasticizer karena bahan ini dapat
mengurangi air pada campuran beton sementara slump beton bertambah sampai 8 in
(208 mm) atau lebih.
7. TYPE G : Super
Plasticizer dan Retarder
Bahan
kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat
proses ikatan dan pengerasan beton. Bahan kimia tambahan biasanya dimasukkan
dalam campuran beton dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan bahan-bahan
utama, maka tingkatan kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan beton
biasa. Hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kelebihan dosis, karena dosis
yang berlebihan akan bisa mengakibatkan menurunnya kinerja beton bahkan lebih
ekstrem lagi bisa menimbulkan kerusakan pada beton.
8. Air Entraining
Air
entraining adalah bahan yang dapat menambah kandungan udara dalam
beton. Contoh
penggunaannya adalah untuk pengembangan beton ringan.
Numpang promo ya Admin^^
BalasHapusingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.biz ^_$
add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^