Meningkat rumah
merupakan hal yang cukup membingungkan terutama bagi keluarga yang bukan
berlatarbelakang teknik sipil atau arsitektur. Hal tersebut membuat mereka
memilih jasa kontruksi sebagai pilihan terakhirnya. Akan tetapi, pertanyaan
kekuatan dan keekonomisan suatu bangunan menjadi sulit terjawab, karena ketidak
transparan para penyedia jasa. Untuk itu butuh setidaknya pengetahuan dasar
mengenai kontruksi rumah sederhana yang saat ini semakin mudah di peroleh dalam
berbagai literatur yang mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Dalam merencanakan
suatu hunian, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, Diantaranya
aspek ekonomi. Biasanya keluarga kecil membuat rumah berdasarkan kemampuan
ekonominya, dan kurang memperhitungkan pembangunan kedepannya. Seiring
bertambahnya waktu dan mungkin angota keluarga, kebutuhan akan fungsi ruangan
juga bertambah. Tentu menjadi hal yang krusial terutama bagi orang yang
bertempat tinggal di wilayah perkotaan, yang mengharuskan mengembangkan
huniannya ke atas. Hal itu membuat komponen struktur suatu rumah yang awalnya
di desain 1 lantai diubah menjadi beberapa lantai. Komponen struktur itu
sendiri terdiri dari pondasi, balok sloof, kolom (tiang), balok struktur, dan Pelat.
Dengan material yang pada umumnya menggunakan beton yang saat ini harganya
mencapai Rp. 800.000/m3 (K200) (sumber : www.solusibetonreadymix.com).
Dewasa ini, banyak
inovasi-inovasi dikembangkan perihal mengurangi penggunaan beton dalam material
struktural khususnya Pelat lantai. Dengan begitu, biaya kontruksi beton yang
relatif mahal semakin dapat di pangkas. Berikut inovasi-inovasi bahan Pelat
lantai selain sistem konvensional (beton cor) yang patut diketahui :
1.
Pelat Bondeck (Metal Deck)
Pelat bondeck adalah sebuah plat terbuat dari
baja yang telah dilapisi lapisan pelindung karat berupa galvanis (seng) atau
superdyma (seng, allumunium, dan magnesium. dengan ketebalan 0,75 – 1,2 mm.
Bentuknya bergelombang dengan lebar 1 meter dan panjang maksimal dapat mencapai
12 m. Pemasangannya langsung “digelar” diatas balok beton atau balok baja IWF
dengan tebal plat yang disarankan 12 cm. Sementara itu, untuk pemasangan pelat
bondeck yang menempel di balok baja harus dibuat besi penghubung (Shear connector). Shear Connector Berfungsi untuk menyatukan dua benda yang berbeda
karaktristik. Shear connector terbuat
dari baja tulangan berdiameter 10 mm atau 12 mm dan dipasang dengan jarak 20 –
30 cm. gambar 1.1 contoh plat bondeck.
Gambar 1.1 Contoh plat Bondeck
Kekurangan : harganya
relatif mahal, motifnya yang bergelombang secara estetika kurang baik dilihat
sehingga memerlukan plafond, membutuhkan tukang khusus
Gambar 1.2 tampilan bawah plat Bondeck
Kelebihan : untuk pemasangannya tidak memerlukan
bekisting (cetakan beton), pengerjaannya cepat dan praktis, hemat waktu dan
biaya, menghemat penggunaan bekisting dan besi tulangan hingga 35%
2.
Spanbeton
Deck
Spanbeton
Deck dikenal oleh para tukang dengan sebutan “pelat beton
botol” karena bentuknya yang berlubang-lubang. Umumnya mempunyai panjang
mencapai 6 m dan lebar mencapai 1 m. contoh gambar Spanbeton
Deck tersaji pada Gambar 2.1.
Kekurangan : Bahannya Kurang populer, memerlukan
kendaraan (mini crane) untuk
mobilissasinya
Kelebihan : Praktis sehingga pemasangannya cepat
Gambar 2.1. contoh Spanbeton
Deck
3.
Keraton
Pelat keraton (keramik
beton) terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu tinggi. Pelat keraton
diciptakan oleh Ing. Yudiro Soedarjo dan telah mendapat hak paten serta hak
cipta no. 202817. Sistem initelah diuji kekuatannya di laboratorium struktur
PUSTEKIM, Bandung. Keraton mempunyai daya dukung hingga 1 ton untuk setiap 1 m2. contoh keraton disajikan Gambar 3.1. Contoh tampak bawah keraton disajikan gambar 3.2.
Gambar 3.1. Contoh 1 batang keraton
Gambar 3.2. tampak bawah keraton ketika di pasang
Kekurangan : memerlukan tukang khusus untuk
mengaplikasiannya, tidak dapat menahan beban sekuat dak beton.
Kelebihan : hemat biaya pemasangan 30%, cukup
dikerjakan 2-4 tukang, lebih ringan 40% dibanding cor beton, 150 kg/m2
(beban cor beton 240 kg/m2), tidak perlu bekisting, aman dari gempa,
isolator panas, kualitas setara beton K175, dapat memperpanjang umur bangunan
hingga 60 tahun, material ramah lingkungan.
4.
Beton Ringan
Beton tetapi ringan ?
kedua hal tersebut bersifat kontradiktif. Namun material ini memang memiliki
bobot yang jauh lebih ringan dibanding bobot beton biasa, bobotnya 660– 1900
kg/m3 (SNI 03-2847-2002) sedangkan beton biasa/konvensional berkisar
2200-2500 kg/m3. gambar 4.1. contoh pemasangan beton ringan.
Gambar 4.1. Contoh pemasangan beton ringan
Kelemahan : memerlukan tukang khusus (berkompeten),
perekatnya harus kuat
Kelebihan : lebih hemat biaya dan waktu, ukuran
presisi, bobotnya ringan,tidak memerlukan bekisting, tahan terhadap api, dapat
meredam suara dan panas, mampu menahan 355 kg/m2 setara dengan 7
orang dewasa yang menaiki satu bidang yang berluasan 1 m2.
5.
Papan Fiber Semen (Kalsifloor 20)
Papan fiber (kalsifloor
20) merupakan produk dari Kalsi Pt. Ethernit Gresik. Kalsifloor 20 mempunyai
dimensi tebal 20 mm, lebar 1200 mm, dan panjang 2400 mm dan mampu menahan beban
terpusat hingga 800 kg. Kalsifloor 20 dapat dilapisi adukn semen dan kawat
anyam sebelum ditutup keramik, karpet, lantai, vinyl, atau parket, agar tidak
terjadi gesekan dan benturan. gambar 5.1. contoh lembaran kalsifloor 20. dan gambar 5.2. menunjukan contoh pemasangan kalsifloor 20.
Gambar 5.1. contoh lembaran dan jenis-jenis motif kalsifloor
Gambar 5.2. contoh pemasangan kalsifloor 20
Kelemahan : membutuhkan tukang khusus, Menggunakan
rangka baja (disesuaikan dengan beban) sebagai penyangga dan sekrup (KalsiScrew
FL) sebagai penguatnya.
Kelebihan : bobotnya ringan dan mampu menahan
beban tinggi, ramah lingkungan dengan terbebas dari bahan asbes, Aplikasinya
sangat praktis dan cepat, lebih hemat
Demikian beberapa
inovasi bahan untuk pelat lantai modern. Tentunya butuh perencanaan yang matang
untuk memperhitungkan bahan apa yang sesuai untuk mengembangkan hunian/rumah.
Atau segera konsultasi kepada pengembang (kontraktor/konsultan) yang modern dan
menjunjung tinggi nilai kejujuran. Semoga bermanfaat.
Referensi : 9 Teknik Meningkat Rumah, Griya Kreasi : Jakarta; Tata cara
perhitungan sruktur beton untuk bangunan gedung, SNI 03-2847-2002 : Bandung; Tabloid Rumah Edisi 316-XIII.
Info nya sangat menarik. Tapi yang paling murah untuk beban tidak terlalu berat yang mana ya pak?
BalasHapusMenurut saya menggunakan panel aac (Autoclaved Aerated Concrete) / plat beton ringan precast. referensi : https://panellantaiaac.com/perbandingan-harga-panel-lantai-vs-beton-cor-konvensional-dak-keraton/
Hapus