Minggu, 01 November 2015

Inovasi Bahan Pelat Lantai


Meningkat rumah merupakan hal yang cukup membingungkan terutama bagi keluarga yang bukan berlatarbelakang teknik sipil atau arsitektur. Hal tersebut membuat mereka memilih jasa kontruksi sebagai pilihan terakhirnya. Akan tetapi, pertanyaan kekuatan dan keekonomisan suatu bangunan menjadi sulit terjawab, karena ketidak transparan para penyedia jasa. Untuk itu butuh setidaknya pengetahuan dasar mengenai kontruksi rumah sederhana yang saat ini semakin mudah di peroleh dalam berbagai literatur yang mudah dipahami oleh masyarakat awam.


Dalam merencanakan suatu hunian, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, Diantaranya aspek ekonomi. Biasanya keluarga kecil membuat rumah berdasarkan kemampuan ekonominya, dan kurang memperhitungkan pembangunan kedepannya. Seiring bertambahnya waktu dan mungkin angota keluarga, kebutuhan akan fungsi ruangan juga bertambah. Tentu menjadi hal yang krusial terutama bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah perkotaan, yang mengharuskan mengembangkan huniannya ke atas. Hal itu membuat komponen struktur suatu rumah yang awalnya di desain 1 lantai diubah menjadi beberapa lantai. Komponen struktur itu sendiri terdiri dari pondasi, balok sloof, kolom (tiang), balok struktur, dan Pelat. Dengan material yang pada umumnya menggunakan beton yang saat ini harganya mencapai Rp. 800.000/m3 (K200) (sumber : www.solusibetonreadymix.com).

Dewasa ini, banyak inovasi-inovasi dikembangkan perihal mengurangi penggunaan beton dalam material struktural khususnya Pelat lantai. Dengan begitu, biaya kontruksi beton yang relatif mahal semakin dapat di pangkas. Berikut inovasi-inovasi bahan Pelat lantai selain sistem konvensional (beton cor) yang patut diketahui :

1.        Pelat Bondeck (Metal Deck)

Pelat bondeck adalah sebuah plat terbuat dari baja yang telah dilapisi lapisan pelindung karat berupa galvanis (seng) atau superdyma (seng, allumunium, dan magnesium. dengan ketebalan 0,75 – 1,2 mm. Bentuknya bergelombang dengan lebar 1 meter dan panjang maksimal dapat mencapai 12 m. Pemasangannya langsung “digelar” diatas balok beton atau balok baja IWF dengan tebal plat yang disarankan 12 cm. Sementara itu, untuk pemasangan pelat bondeck yang menempel di balok baja harus dibuat besi penghubung (Shear connector). Shear Connector Berfungsi untuk menyatukan dua benda yang berbeda karaktristik. Shear connector terbuat dari baja tulangan berdiameter 10 mm atau 12 mm dan dipasang dengan jarak 20 – 30 cm. gambar 1.1 contoh plat bondeck.


 Gambar 1.1 Contoh plat Bondeck
Kekurangan : harganya relatif mahal, motifnya yang bergelombang secara estetika kurang baik dilihat sehingga memerlukan plafond, membutuhkan tukang khusus

 Gambar 1.2 tampilan bawah plat Bondeck
Kelebihan        : untuk pemasangannya tidak memerlukan bekisting (cetakan beton), pengerjaannya cepat dan praktis, hemat waktu dan biaya, menghemat penggunaan bekisting dan besi tulangan hingga 35%

2.        Spanbeton Deck

Spanbeton Deck dikenal oleh para tukang dengan sebutan “pelat beton botol” karena bentuknya yang berlubang-lubang. Umumnya mempunyai panjang mencapai 6 m dan lebar mencapai 1 m. contoh gambar Spanbeton Deck tersaji pada Gambar 2.1.
Kekurangan     : Bahannya Kurang populer, memerlukan kendaraan (mini crane) untuk mobilissasinya
Kelebihan        : Praktis sehingga pemasangannya cepat

 Gambar 2.1. contoh Spanbeton Deck
3.        Keraton
Pelat keraton (keramik beton) terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu tinggi. Pelat keraton diciptakan oleh Ing. Yudiro Soedarjo dan telah mendapat hak paten serta hak cipta no. 202817. Sistem initelah diuji kekuatannya di laboratorium struktur PUSTEKIM, Bandung. Keraton mempunyai daya dukung hingga 1 ton untuk setiap 1 m2. contoh keraton disajikan Gambar 3.1. Contoh tampak bawah keraton disajikan gambar 3.2.

 Gambar 3.1. Contoh 1 batang keraton

 Gambar 3.2. tampak bawah keraton ketika di pasang


Kekurangan     : memerlukan tukang khusus untuk mengaplikasiannya, tidak dapat menahan beban sekuat dak beton.
Kelebihan        : hemat biaya pemasangan 30%, cukup dikerjakan 2-4 tukang, lebih ringan 40% dibanding cor beton, 150 kg/m2 (beban cor beton 240 kg/m2), tidak perlu bekisting, aman dari gempa, isolator panas, kualitas setara beton K175, dapat memperpanjang umur bangunan hingga 60 tahun, material ramah lingkungan.

4.        Beton Ringan

Beton tetapi ringan ? kedua hal tersebut bersifat kontradiktif. Namun material ini memang memiliki bobot yang jauh lebih ringan dibanding bobot beton biasa, bobotnya 660– 1900 kg/m3 (SNI 03-2847-2002) sedangkan beton biasa/konvensional berkisar 2200-2500 kg/m3. gambar 4.1. contoh pemasangan beton ringan.


Gambar 4.1. Contoh pemasangan beton ringan


Kelemahan      : memerlukan tukang khusus (berkompeten), perekatnya harus kuat
Kelebihan        : lebih hemat biaya dan waktu, ukuran presisi, bobotnya ringan,tidak memerlukan bekisting, tahan terhadap api, dapat meredam suara dan panas, mampu menahan 355 kg/m2 setara dengan 7 orang dewasa yang menaiki satu bidang yang berluasan 1 m2.

5.        Papan Fiber Semen (Kalsifloor 20)

Papan fiber (kalsifloor 20) merupakan produk dari Kalsi Pt. Ethernit Gresik. Kalsifloor 20 mempunyai dimensi tebal 20 mm, lebar 1200 mm, dan panjang 2400 mm dan mampu menahan beban terpusat hingga 800 kg. Kalsifloor 20 dapat dilapisi adukn semen dan kawat anyam sebelum ditutup keramik, karpet, lantai, vinyl, atau parket, agar tidak terjadi gesekan dan benturan. gambar 5.1. contoh lembaran kalsifloor 20. dan gambar 5.2. menunjukan contoh pemasangan kalsifloor 20.

 Gambar 5.1. contoh lembaran dan jenis-jenis motif kalsifloor






Gambar 5.2. contoh pemasangan kalsifloor 20
Kelemahan      : membutuhkan tukang khusus, Menggunakan rangka baja (disesuaikan dengan beban) sebagai penyangga dan sekrup (KalsiScrew FL) sebagai penguatnya.
Kelebihan        : bobotnya ringan dan mampu menahan beban tinggi, ramah lingkungan dengan terbebas dari bahan asbes, Aplikasinya sangat praktis dan cepat, lebih hemat

Demikian beberapa inovasi bahan untuk pelat lantai modern. Tentunya butuh perencanaan yang matang untuk memperhitungkan bahan apa yang sesuai untuk mengembangkan hunian/rumah. Atau segera konsultasi kepada pengembang (kontraktor/konsultan) yang modern dan menjunjung tinggi nilai kejujuran. Semoga bermanfaat.

Referensi         : 9 Teknik Meningkat Rumah, Griya Kreasi : Jakarta; Tata cara perhitungan sruktur beton untuk bangunan gedung, SNI 03-2847-2002 : Bandung; Tabloid Rumah Edisi 316-XIII.

2 komentar:

  1. Info nya sangat menarik. Tapi yang paling murah untuk beban tidak terlalu berat yang mana ya pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya menggunakan panel aac (Autoclaved Aerated Concrete) / plat beton ringan precast. referensi : https://panellantaiaac.com/perbandingan-harga-panel-lantai-vs-beton-cor-konvensional-dak-keraton/

      Hapus